Senin, 22 Desember 2008

Untuk mu Ibu

Kutitip surat ini untukmu


Assalamu'alaikum,
Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta'ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya.

Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Amin…


Wahai anakku,
Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara…

Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri.

Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…

Wahai anakku !
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak !

Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.


Wahai anakku…

25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku.

Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut.

Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah
awal mula dari perubahan fisik dan emosi…

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan.

Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan.

Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.


Aku mengandungmu, wahai anakku !

Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku.

Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis.

Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku,
hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir…
Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan.

Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit.

Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air ke kerongkonganku.

Wahai anakku… telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku.

Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya, agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku !

Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo'akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.


Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi
dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis
yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu.

Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.
Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa
rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.


Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat.

Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam.

Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran.

Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku
dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu.

Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu.

Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang
menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur
berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan
dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri
dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.


Anakku… ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan Ibu memohon kepadamu, Nak!

Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu !


Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat
persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun
hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak
pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil
engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit…

Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.


Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu…

Mana balas budimu, nak !?

Mana balasan baikmu !

Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa ?!

Akan tetapi kenapa nak !

Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Bukankah Allah ta'ala
telah berfirman, "Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan
pula?!" (QS. Ar Rahman: 60) Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah
begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku.

Engkaulah laba dari semua usahaku!

Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu? !

Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?


Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantumu .

Semua mereka telah mendapatkan upahnya!?

Mana upah yang layak untukku wahai anakku!


Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu?

Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini?

Sedangkan Allah ta'ala mencintai orang yang berbuat baik.
Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku!

Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki
supel, dermawan, dan berbudi.

Anakku… Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!?

Bukan karena apa-apa?!

Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya…

hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati
durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah
berhasil pula memutuskan tali silaturrahim? !


Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah
jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis,
pemaafan dan balas budi yang baik.

Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta'ala, sebagaimana dalam hadits: "Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!" (HR. Ahmad)

Anakku.

Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu.

Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.

Akan tetapi, anakku! Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu!

Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau bersabda:

"Shalat pada waktunya", aku berkata: "Kemudian apa, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Berbakti kepada kedua orang tua", dan aku berkata: "Kemudian, wahai Rasulullah!"

Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah", lalu beliau diam.

Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun 'alaih)


Wahai anakku!!

Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?!

Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya.

Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.


Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta'ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya:
"Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang",
dikatakan, "Siapa dia,wahai Rasulullah?, Rasulullah menjawab, "Orang
yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga". (HR. Muslim)

Anakku…

Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada dokter yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak!

Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya
ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku.

Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do'a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza' min jinsil amal… "Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…"

Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.


Wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.

Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu!

Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.




“Untuk semua wanita,
yang selalu memiliki cinta kasih,
yang tak akan pernah habis untuk dibagi,
SELAMAT HARI IBU….”

Selasa, 16 Desember 2008

Kerinduan

Kerinduan
Aku bukanlah siapa-siapa
Tak ada raja yang mengenalku
Tak pula rakyat jelata menghormatiku

Aku hanyalah makhluq hina
Terasing dan terbuang

Tak seorang mencintaiku
Semua manusia tak ‘ku hiraukan

Tak ada yang menghendaki diriku
Tak pula yang merinduku

Dalam kesendirian dan keterasingan ‘ku tersadar
Ada yang tengah memperhatikan
bahkan merindukanku

Dia selalu menghendaki kehadiranku
bahkan ketika aku mengabaikan keberadaannya

Dia terlalu mulya untuk ‘ku harapkan
Namun sekarang aku percaya

Dia memang merindukanku
Hanya dia yang menghendaki hadirku
Hanya dia yang s’lalu sabar
atas segala jahilku

Dalam setiap alpaku
Hanya dia yang selalu merindukanku


Sahabat, sadarkah kita, dalam setiap kedurhakaan kita selalu tersimpan kerinduan Allah? Mungkin kita bertanya, apakah Allah tidak menghendaki kedekatan kita sehingga membiarkan kita jatuh dalam kenistaan. Namun ternyata itu salah. Allah selalu mengundang hamba-hamba- Nya yang terperosok dalam kehinaan dosa. Betapa besar kasih-sayang Allah. Bahkan Dia masih menghendaki kehadiran kita dalam istana kemulyaan-Nya setelah semua kedurhakaan yang kita perbuat.

Selasa, 02 Desember 2008

Pesankan saya tempat di neraka !!!

diambil dari www.icmi.or.id

Sebuah kisah dimusim panas yang menyengat.
Seorang kolumnis majalah Al Manar
mengisahkannya...
Musim panas merupakan ujian yang cukup berat.
Terutama bagi muslimah, untuk tetap
mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan
panas tak lantas menjadikannya menggadaikan
akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan
menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa
dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang,
Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus. Ada
seorang perempuan muda berpakaian kurang layak
untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat.
Karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung
kursi dekat pintu keluar.

Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu
mengundang 'perhatian' kalau bisa dibahasakan
sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak
setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya
mengingatkan. Bahwa pakaian seperti itu bisa
mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi
dirinya. Disamping pakaian seperti itu juga
melanggar aturan agama dan norma kesopanan.

Tahukah Anda apa respon perempuan muda tersebut?
Dengan ketersinggungan yang sangat ia
mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa
privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya
adalah hak prerogatif seseorang.

"Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong
pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!!
Sebuah respon yang sangat frontal.
Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus
menggumamkan kalimat-kalimat Allah.

Detik-detik berikutnya suasanapun hening.
Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap
dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda
itu. Hingga sampailah perjalanan dipenghujung
tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria.

Kini semua penumpang bersiap-siap untuk
turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan
muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia
berada didekat pintu keluar. "Bangunkan saja!"
begitu kira-kira permintaan para penumpang.

Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda
tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui
ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus
beristighfar, menggumamkan kalimat Allah
sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk
disampingnya.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan
menantang Tuhan. Seandainya tiap orang
mengetahui akhir hidupnya....
Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa
berakhir setiap saat...
Seandainya tiap orang takut bertemu dengan
Tuhannya dalam keadaan yang buruk...

Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan
Allah...
Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih
terus dibimbing-Nya.
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang
dekat denganNYA semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera
sadar...
mumpung kesempatan itu masih ada.

Indonesiaku !!!

Pernah dapet email ini ??
Sebuah dokumen berklasifikasi sangat rahasia (TOP
SECRET) bocor ke tangan wartawan. Dokumen ini adalah
laporan CIA kepada Pentagon yang sebenarnya akan
diteruskan ke Gedung Putih.

Menurut dokumen tsb, setelah Irak , Indonesia akan
jadi sasaran berikutnya. Tapi intel2 CIA yang lebih
dahulu diterjunkan ke Indonesia , menyimpulkan bahwa
jika diteruskan maka perang tersebut akan menjadi
sangat mahal biayanya dan dipastikan AS akan menderita
banyak kerugian.

Inilah isi dokumen yang telah diterjemahkan unofficial
ke dalam Bahasa Indonesia :

Kepada Yth.
Kepala Staf Gabungan
Jenderal Richard Myers
Tembusan: Direktur CIA

Rencana penyerangan ke Indonesia sebaiknya
dipertimbangkan lagi mengingat mahalnya biaya yang
akan timbul dari peperangan tersebut.
Berikut data-datanya:

Begitu memasuki perairan, Armada Ketujuh kita akan
dihadang pihak Bea Cukai karena membawa masuk senjata
api dan peralatan tanpa surat izin dari pemerintah RI.
Ini berarti kita harus menyediakan "uang damai".
Coba hitung berapa besarnya jika peralatan yang dibawa
sedemikian banyak.

Kemudian bila kita mendirikan base camp militer , bisa
ditebak di sekitar base camp pasti akan banyak
dikelilingi tukang bakso, tukang es kelapa, lapak VCD
bajakan, sampai obral celana dalam Rp 10.000 dapat 3.
Belum terhitung jika pedagang komedi puter juga ikut
mangkal di sekitar base camp.

Kemudian kendaraan tempur serta tank-tank lapis baja
yang diparkir dekat base camp akan dikenakan retribusi
parkir oleh petugas dari dinas perparkiran daerah
maupun preman-preman sekitar. Jika dua jam pertama
dikenakan Rp 10.000 (tarif untuk orang bule), berapa
yang harus dibayar oleh pemerintah AS jika kendaraan
harus parkir sebulan atau setahun lebih seperti di
Irak sekarang ini.

Belum lagi pengusaha parkir swasta yang bisa melobi
Gubernur Fauzi Bowo untuk menaikkan tarif parkir. Lobi
itu sangat mulus karena salah satu komisaris di sebuah
perusahaan parkir terbesar di Jakarta itu adalah
mantan pejabat tinggi.


Belum lagi di sepanjang jalan menuju lokasi base camp
kita harus menghadapi para "Pak Ogah" yang berlagak
mengatur jalan sambil memungut biaya dari kendaraan
yang memutar. Bisa dibayangkan berapa recehan yang
harus disiapkan jika harus melakukan operasi tempur
menuju pusat-pusat musuh seperti Cilangkap. Dari
Tanjung Priok (pelabuhan tempat Kapal induk merapat
dan lokasi pasukan mendarat) ke Cilangkap saja ada
berapa pertigaan, perempatan dan putaran.

Suatu kerepotan besar jika rombongan pasukan harus
berkonvoi. Karena konvoi yang berjalan lambat pasti
akan dihampiri para pengamen, dan anak-anak jalanan.
Ini berarti harus mengeluarkan recehan lagi.
Belum lagi jika di jalan bertemu polisi bokek, udah
pasti kena semprit karena konvoi tanpa izin terlebih
dahulu. Bayangkan berapa uang damai yang harus
dikeluarkan untuk polantas-polantas itu.

Itu baru polantas Pak Myers. Belum petugas DLLAJ. Anda
harus melihat sendiri bagaimana mereka beraksi.
Kendaraan2 dan tank2 itu kan belum di kir. Itu
pertanda buruk. Setiap kali kir, berapa uang yang
harus kita keluarkan untuk membayar yang resmi dan
tidak resmi. Belum lagi kalau mau menyerbu KODAM di
daerah lain. Kita harus melewati jembatan Timbang
milik DLLAJ. Siapkan saja uang pelicin yang lebih
banyak.

Di base camp militer , tentara AS sudah pasti tidak
bisa tidur nyenyak, karena banyak nyamuk akibat sangat
tidak higienisnya lingkungan sekitar. Ini bisa dibasmi
dengan penyemprotan dari dinas kesehatan. Lagi-lagi
harus menyiapkan amplop untuk mereka.

Tentara AS juga nggak bisa jauh2 dari peralatan
perangnya, karena disekitar base camp sudah mengintai
pedagang besi loakan yang siap mempreteli peralatan
perang canggih yang kita bawa. Kurang waspada sedikit
saja, tank Abrams kebanggaan kita bakal siap dikiloin.

Belum lagi para pencuri kendaraan bermotor yang sudah
siap beraksi dengan kunci T-nya bakal merebut jip-jip
perang kita yang kalau didempul dan cat ulang bisa
dijual ke pasar gelap atau pasar spare part hasil
curian ranmor di Cinangka.

Peralatan telekomunikasi kita, yang menjadi alat vital
dalam pertempuran, juga harus dijaga ketat, karena
bandit-bandit kapak merah sudah mengincar peralatan
itu.

Di samping itu juga ada aturan wajib lapor kalau bawa
tamu jika lebih dari 1 x 24 jam, dan harus izin RT
setempat. Belum lagi lapor ke RW dan Kelurahan. Berapa
banyak meja yang harus dilalui dengan amplopan.

Membayangkan ini semua, kami mewakili intel CIA di
lapangan sepakat untuk meninjau ulang rencana
penyerangan ke Indonesia .
he3x....

Ampun deeh Indonesia ... Indonesia ...

Berapa Malaikat yang sudah Ku Temui Hari Ini?

Ya berapa malaikat yang sudah ku temui hari ini?
Atau hari kemarin?
Di dalam perjalananKu menuju tempat kerja?
Atau dalam perjalananku menuju ke rumah kembali?
Berapa?
Bahkan itu di rumahku sendiri.
Berapa malaikat yang ku temui?
Tidak ada?
Tidak mungkin! Siapa bilang?
coba saya ingat-ingat lagi...

Mungkin dia yang membuatku marah-marah karena
membuatku terbangun di tengah malam buta. Membuatku
terjaga dengan tangisan. Dan kau hanya berkata dengan
bersungut-sungut, "Anak siapa sih? Rese amat
malem-malem nangis. Berisik!"
Padahal mungkin ia membangunkanku untuk sesuatu hal
bermanfaat yang bisa ku lakukan di tengah malam itu.
Mungkin dia yang membuatku sewot,

ketika aku bertabrakan badan di jalan sehingga membuatku
terjatuh. Dan aku menjadi sedikit sakit dan malu. Dan
aku membentaknya dengan ucapan,
"Pake mata dong kalo jalan!"
Padahal mungkin ia mengajakku untuk berlatih bersabar
dan malahan justru jika ia tidak menabrakku aku akan
sedetik lebih cepat dan mungkin ceritanya akan
berbeda. Tertabrak mobil barangkali.
Mungkin dia yang membuatku berpikir buruk, sebab
setiap hari ia selalu menengadahkan tangan padamu
dengan pakaian compang-camping dan baju dekilnya.
Sehingga membuat ini terbersit di pikiranku, "Males
amat sih ini orang. Badan masih seger gitu loh?"
Padahal mungkin ia mengajakku untuk berpikir positif
dan lebih bermurah rejeki, setidaknya bermurah senyum.
Ya. Cobalah ingat-ingat lagi. Berapa kali dalam sehari
kau membentak, menghardik, membenci, berprasangka,
mencibir, memaki orang lain?

Berapa kali?
Sebab mungkin sebanyak itu pulalah aku berlaku tidak
sepantasnya pada malaikat.

Senyumlah setiap hari pada siapapun yang kau jumpai.
Berpikirlah positif pada setiap orang yang kau temui.
Perlakukanlah orang lain dengan cara yang sama seperti
kau mengharapkan orang lain memperlakukanmu. Tuhan
selalu "bekerja" dengan cara yang misterius.
Maka, selalu lah peka dalam menyikapi semua ini.

Moh Farizi Agamsyah

Berapa Malaikat yang sudah Ku Temui Hari Ini?

Ya berapa malaikat yang sudah ku temui hari ini?
Atau hari kemarin?
Di dalam perjalananKu menuju tempat kerja?
Atau dalam perjalananku menuju ke rumah kembali?
Berapa?
Bahkan itu di rumahku sendiri.
Berapa malaikat yang ku temui?
Tidak ada?
Tidak mungkin! Siapa bilang?
coba saya ingat-ingat lagi...

Mungkin dia yang membuatku marah-marah karena
membuatku terbangun di tengah malam buta. Membuatku
terjaga dengan tangisan. Dan kau hanya berkata dengan
bersungut-sungut, "Anak siapa sih? Rese amat
malem-malem nangis. Berisik!"
Padahal mungkin ia membangunkanku untuk sesuatu hal
bermanfaat yang bisa ku lakukan di tengah malam itu.
Mungkin dia yang membuatku sewot,

ketika aku bertabrakan badan di jalan sehingga membuatku
terjatuh. Dan aku menjadi sedikit sakit dan malu. Dan
aku membentaknya dengan ucapan,
"Pake mata dong kalo jalan!"
Padahal mungkin ia mengajakku untuk berlatih bersabar
dan malahan justru jika ia tidak menabrakku aku akan
sedetik lebih cepat dan mungkin ceritanya akan
berbeda. Tertabrak mobil barangkali.
Mungkin dia yang membuatku berpikir buruk, sebab
setiap hari ia selalu menengadahkan tangan padamu
dengan pakaian compang-camping dan baju dekilnya.
Sehingga membuat ini terbersit di pikiranku, "Males
amat sih ini orang. Badan masih seger gitu loh?"
Padahal mungkin ia mengajakku untuk berpikir positif
dan lebih bermurah rejeki, setidaknya bermurah senyum.
Ya. Cobalah ingat-ingat lagi. Berapa kali dalam sehari
kau membentak, menghardik, membenci, berprasangka,
mencibir, memaki orang lain?

Berapa kali?
Sebab mungkin sebanyak itu pulalah aku berlaku tidak
sepantasnya pada malaikat.

Senyumlah setiap hari pada siapapun yang kau jumpai.
Berpikirlah positif pada setiap orang yang kau temui.
Perlakukanlah orang lain dengan cara yang sama seperti
kau mengharapkan orang lain memperlakukanmu. Tuhan
selalu "bekerja" dengan cara yang misterius.
Maka, selalu lah peka dalam menyikapi semua ini.

Minggu, 30 November 2008

INFO BAHAGIA !!!

Assalamualaikum Wr,Wb,

Ba'da tahmid wa shalawat.... ...

Alhamdulillah Bumi Dakwah FAKULTAS HUKUM UNILA, kembali menerima suntikan KADER DAKWAH BARU (Dosen) dari ALLAH SWT tahun ini.
Telah dinyatakan lulus sebagai DOSEN FAKULTAS HUKUM Universitas Lampung :

1. Akh. Zulkarnain Ridlwan : Hukum Tata Negara
2. Ukh. Rini Fatonah : Hukum Pidana
3. Akh. Agus Triono : Hukum Administrasi Negara
plus
4. Akh. Muhtadi : Hukum Tata Negara (Ekspor langsung dari PAHAM Jakarta )

Semoga berkah Allah kali ini bisa menjadikan DAKWAH di BUMI HUKUM UNILA makin bersinar.... ......
Aminnnnn.... .......

Wassalamualaikum Wr,Wb.

Rabu, 26 November 2008

Mohon Maaf

Assalamualaikum Wr,Wb,

Saudaraku, sebangsa, se FOSSI.
Afwan jiddan, baru malam ini ana sempet ngutak-atik BLOG tercinta ini.
maklum, beberapa waktu belakangan ini, ana lagi semedi,dalam rangka SKRIPSI.
Mohon doanya. Sungguh Doa orang-orang beriman akan mempermudah jalan ini InsyaAllah.

Salam untuk semua keluarga besar antum

Anggi Aribowo

Wassalamualaikum Wr,Wb.

Senin, 13 Oktober 2008

Kabar Gembira

Seluruh Keluarga Besar Alumni FOSSI FH Unila
turut berbahagia atas

lahirnya seorang bayi cantik

NADA FITRIA

putri dari dari pasangan
Harry Gunawan S.H. (2001) dan Istri

Semoga menjadi anak yang sholehah, sayang pada orang tua, rajin beribadah, rajin menabung, suka membantu orang tua, penjadi pembela agama, dan menjadi putri peradaban yang sukses dunia akhirat

Amin

Jumat, 10 Oktober 2008

HALAL bi HALAL ALUMNI


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Bagi Rekan2 Alumni Fossi FH Unila dari tempo doeloe ampe skrg akan diadakan"HALAL BIHALAL DALAM RANGKA MEMPERERAT UKHUWAH" yg diselenggarakan:
Tempat : Jl. Kutilang 3 No.199 Rt.05 Rw.11 Depok Jaya
(kediaman ukh. Rizky aprilina/Ki2 angkt 2000)
Hari/Tgl : Minggu, 12 Oktober 2008
Pukul : 10.00 s.d selesai
Kontribusi : 20 rb azaaaa (mau lebih jg ndak pa2)
Ditunggu kehadirannya, untuk konfirmasi hadir/tdk hadir paling lambat diterima via SMS tgl.10 Oktober 2008 yeee,,,melalui contac person dibawah ini:
Ukhti Ki2'00:081540901428
Akh. Ruli'00:08131800110 7
Akh. Zai'03 :081541528555/ 021-96123354
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia menjalin tali silaturahim." [HR.Bukhari]


Rabu, 08 Oktober 2008

Belajar Mengelola Dinar Dari Abdurrahman bin Auf

dari milis tetangga

Selain dari diri Rasulullah yang terdapat contoh yang sempurna, kita juga bisa belajar dari sahabat-sahabat Beliau dalam membangun kemakmuran Islam yang kita cita-citakan ini.

Salah satu sahabat beliau yang patut kita contoh adalah Abdurrahman bin Auf yang kesuksesannya dalam berbisnis bisa menjadi tauladan bagi seluruh pengusaha muslim saat ini. Dalam hal urusan akhiratpun banyak yang bisa dicontoh dari Abdurrahman ini karena beliau termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.

Berikut disarikan prestasi-prestasi Abdurrrahman bin Auf :

· Abdurrahman bin Auf termasuk sahabat yang masuk Islam sangat awal, tercatat beliau orang kedelapan yang bersahadah 2 hari setelah Abu Bakar.

· Beliau termasuk salah satu dari enam orang yang ditunjuk oleh Umar bin Khattab untuk memilih khalifah sesudahnya.

· Beliau seorang mufti yang dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk berfatwa di Madinah padahal Rasulullah SAW masih hidup.

· Beliau terlibat dalam perang Badar bersama Rasulullah SAW dan menewaskan musuh-musuh Allah. Beliau juga terlibat dalam perang Uhud dan bahkan termasuk yang bertahan disisi Rasulullah SAW ketika tentara kaum muslimin banyak yang meninggalkan medan peperangan. Dari peperangan ini ada sembilan luka parah ditubuhnya dan dua puluh luka kecil yang diantaranya ada yang sedalam anak jari. Perang ini juga menyebabkan luka dikakinya sehingga Abdurahman bin Auf harus berjalan dengan pincang, dan juga merontokkan sebagian giginya sehingga beliau berbicara dengan cadel.

· Suatu saat ketika Rasullullah SAW berpidato menyemangati kaum muslimin untuk berinfaq di jalan Allah, Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya yang senilai 2000 Dinar atau sekitar Rp 2.4 Milyar nilai uang saat ini (saat itu beliau 'belum kaya' dan hartanya baru 4000 Dinar atau Rp 4.8 Milyar). Atas sedeqah ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah SAW yang berbunyi "Semoga Allah melimpahkan berkahNya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu." Do'a ini kemudian benar-benar terbukti dengan kesuksesan demi kesuksesan Abdurrahman bin Auf berikutnya.

· Ketika Rasullullah membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang mahal dan sulit karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang lagi dilanda musim panas. Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang dua ratus uqiyah emas sampai-sampai Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah SAW " Sepertinya Abdurrahman berdosa sama keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganya" . Mendengar ini, Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin Auf, "Apakah kamu meninggalkan uang belanja untuk istrimu ?" , " Ya!" Jawab Abdurrahman, "Mereka saya tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan". "Berapa ?" Tanya Rasulullah. " Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah." Jawabnya.

· Setelah Rasulullah SAW wafat, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan Ummahatul Mu'minin (para istri Rasulullah SAW).

· Abdurrahman bin Auf pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Selain itu juga tercatat Abdurrahman bin Auf telah menyumbangkan dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara lain 40,000 Dirham (sekitar Rp 1.4 Milyar uang sekarang), 40,000 Dinar (sekarang senilai +/- Rp 48 Milyar uang sekarang), 200 uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan 1,500 ekor unta

· Beliau juga menyantuni para veteran perang badar yang masih hidup waktu itu dengan santunan sebesar 400 Dinar (sekitar Rp 480 juta) per orang untuk veteran yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang.

· Dengan begitu banyak yang diinfaqkan di jalan Allah, beliau ketika meninggal pada usia 72 tahun masih juga meninggalkan harta yang sangat banyak yaitu terdiri dari 1000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3,000 ekor kambing dan masing-masing istri mendapatkan warisan 80.000 Dinar. Padahal warisan istri-istri ini masing-masing hanya ¼ dari 1/8 (istri mendapat bagian seperdelapan karena ada anak, lalu seperdelapan ini dibagi 4 karena ada 4 istri). Artinya kekayaan yang ditinggalkan Abdurrahman bin Auf saat itu berjumlah 2,560,000 Dinar atau sebesar Rp 3.072 trilyun untuk kurs uang Rupiah saat tulisan ini dibuat!

Bagaimana Abdurrahman bin Auf bisa sangat sukses berdagang dan juga dijamin masuk surga ?, berikut adalah yang bisa kita tiru dari beliau :

· Seluruh usahanya hanya ditujukan untuk mencari Ridhla Allah semata.

· Bermodal dan berniaga barang yang halal dan menjauhkan diri dari barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun.

· Keuntungan hasil usaha bukan untuk dinikmati sendiri melainkan ditunaikan hak Allah, sanak keluarga dan untuk perjuangan di Jalan Allah.

· Abdurrahman bin Auf seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya, bukan harta yang mengendalikannya.

· Sedeqah telah menyuburkan harta Abdurrahman bin Auf, sampai-sampai ada penduduk Madinah yang berkata " Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan kepada mereka".

· Keseluruhan harta Abdurahman bin Auf adalah harta yang halal, sehingga Ustman bin Affan RA. yang sudah sangat kayapun bersedia menerima wasiat Abdurahman ketika membagikan 400 Dinar bagi setiap veteran perang Badar. Atas pembagian ini Ustman bin Affan berkata, " Harta Abdurahman bin Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa selamat dan berkat".

Jadi mengelola Dinar tidak berarti menjadi hamba Dinar. Asal kita dapat kembali ke tuntunan dan contoh langsung dari Rasulullah SAW beserta para sahabatnya. Semoga Allah SWT mengidayahkan masyarakat Indonesia hingga makin banyak prototype Abdurahman bin Auf di negeri ini. Amin.

Wallahu A'lam.

Penelitian Ilmiah: Memaafkan itu Menyehatkan

sumber: www.hidayatullah. com

"Forgiveness research" atau penelitian tentang perilaku memaafkan termasuk bidang yang kini banyak diteliti ilmuwan di sejumlah bidang keilmuan seperti kedokteran, psikologi dan kesehatan. Hal ini karena sikap memaafkan ternyata memiliki pengaruh terhadap kesehatan jiwa raga, maupun hubungan antar-manusia.

Jurnal ilmiah EXPLORE (The Journal of Science and Healing), edisi Januari/Februari 2008, Vol. 4, No. 1 menurunkan rangkuman berjudul "New Forgiveness Research Looks at its Effect on Others" (Penelitian Baru tentang Memaafkan Mengkaji Dampaknya pada Orang Lain).

Dipaparkan pula bahwa berlimpah bukti telah menunjukkan perilaku memaafkan mendatangkan manfaat kesehatan bagi orang yang memaafkan. Lebih jauh dari itu, penelitian terbaru mengisyaratkan pula bahwa
pengaruh memaafkan ternyata juga berimbas baik pada kehidupan orang yang dimaafkan.

Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University , AS, dkk merangkum kaitan antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya, "Forgiveness in Health Research and Medical Practice"
(Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan dan Praktek Kedokteran), di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1, No. 3, Worthington dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap kesehatan jiwa raga, dan penggunaan "obat memaafkan" dalam penanganan pasien.

Memaafkan dan Kesehatan
Penelitian menggunakan teknologi canggih pencitraan otak seperti tomografi emisi positron dan pencitraan resonansi magnetik fungsionalberhasil mengungkap perbedaan pola gambar otak orang yang memaafkan
dan yang tidak memaafkan.

Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yangberdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang
sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).

Demikian pula, ada ketidaksamaan aktifitas hormon dan keadaan darah si pemaaf dibandingkan dengan si pendendam atau si pemarah. Pola hormon dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang tidak memaafkan
bersesuaian dengan pola hormon emosi negatif yang terkait dengan keadaan stres. Sikap tidak memaafkan cenderung mengarah pada tingkat kekentalan darah yang lebih tinggi. Keadaan hormon dan darah
sebagaimana dipicu sikap tidak memaafkan ini berdampak buruk pada kesehatan.

Raut wajah, daya hantar kulit, dan detak jantung termasuk yang juga diteliti ilmuwan dalam kaitannya dengan sikap memaafkan. Sikap tidak memaafkan memiliki tingkat penegangan otot alis mata lebih tinggi,
daya hantar kulit lebih tinggi dan tekanan darah lebih tinggi. Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Kesimpulannya, sikap tidak mau memaafkan yang sangat parah dapat berdampak buruk pada kesehatan dengan membiarkan keberadaan stres dalam diri orang tersebut. Hal ini akan memperhebat reaksi jantung
dan pembuluh darah di saat sang penderita mengingat peristiwa buruk yang dialaminya. Sebaliknya, sikap memaafkan berperan sebagaipenyangga yang dapat menekan reaksi jantung dan pembuluh darah
sekaligus memicu pemunculan tanggapan emosi positif yang menggantikan emosi negatif.

Kesehatan Jiwa

Selain kesehatan raga, orang yang memaafkan pihak yang mendzaliminya mengalami penurunan dalam hal mengingat-ingat peristiwa pahit tersebut. Dalam diri orang pemaaf, terjadi pula penurunan emosi
kekesalan, rasa getir, benci, permusuhan, perasaan khawatir, marah dan depresi (murung).

Di samping itu, kajian ilmiah membuktikan bahwa memaafkan terkait erat dengan kemampuan orang dalam mengendalikan dirinya. Hilangnya pengendalian diri mengalami penurunan ketika orang memaafkan dan hal
ini menghentikan dorongan untuk membalas dendam.

Kedzaliman

Harry M. Wallace dkk dari Department of Psychology, Trinity University, One Trinity place, San Antonio , AS menulis di Journal of Experimental Social Psychology, Vol 44, No. 2, March 2008, hal 453- 460 dengan judul "Interpersonal consequences of forgiveness: Does forgiveness deter or encourage repeat offenses?" (Dampak Memaafkan terhadap Hubungan Antar-manusia: Apakah Memaafkan Mencegah atau
Mendorong Kedzaliman yang Terulang?). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa menyatakan pemberian maaf biasanya menjadikan orang yang mendzalimi si pemaaf tersebut untuk tidak melakukan tindak kedzaliman serupa di masa mendatang.

Obat Memaafkan

Berdasarkan bukti berlimpah sikap memaafkan yang berdampak positif terhadap kesehatan jiwa raga, kini di sejumlah negara-negara maju telah dilakukan berbagai pelatihan menumbuhkan jiwa pemaaf dalam diri seseorang. Bahkan perilaku memaafkan ini mulai diujicobakan di dunia kesehatan dan kedokteran dalam penanganan pasien penderita sejumlah penyakit berbahaya.

Orang yang menderita resiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi berpeluang mendapatkan manfaat dari sikap memaafkan. Telah dibuktikan bahwa 10 minggu pengobatan dengan menggunakan "sikap memaafkan" mengurangi gangguan kerusakan aliran darah otot jantung yang dipicu oleh sikap marah.

Rasa sakit kronis dapat diperparah dengan sikap marah dan kesal (dendam). Penelitian terhadap orang yang menderita sakit kronis pada punggung bawah menunjukkan bahwa rasa marah, sakit hati dan sakit yang dapat dirasakan secara inderawi lebih berkurang pada mereka dengan sikap pemaaf yang lebih besar.

Kampanye Memaafkan

Kini terdapat gerakan memaafkan yang dipimpin oleh Everett L. Worthington Jr., profesor psikologi di Virginia Commonwealth University, AS. Prof. Worthington adalah seorang psikolog klinis yang juga menjabat Direktur Marital Assessment, Therapy and Enrichment Center (Pusat Penilaian, Pemulihan dan Pengokohan Perkawinan) di Universitas tersebut.

Gerakan yang bersitus di www.forgiving. org ini menyediakan informasi seputar berlimpah hasil penelitian seputar memanfaatkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu. Selain itu abstrak makalah konferensi ilmiah tentang memaafkan, nama para ilmuwan dan pusat-pusat penelitian ilmiah tentang memaafkan ini juga dapat dijumpai di situs ini.

Selain dampak baiknya pada kesehatan jasmani dan rohani, kaitan antara erat sikap memaafkan dengan hubungan antar-manusia, seperti hubungan suami istri, anggota keluarga, maupun anggota masyarakat juga telah banyak diteliti. Sikap memaafkan berpengaruh baik pada pemulihan hubungan antar-manusia tersebut.

"Memaafkan dapat mengobati seseorang, perkawinan, keluarga, masyarakat, dan bahkan segenap bangsa. Kami mengajak Anda bergabung dengan masyarakat-memaafka n kami dan menjadi bagian dari usaha yang semakin berkembang dalam rangka menyebarluaskan anjuran memaafkan ke seluruh dunia. Kami menawarkan situs ini untuk mempelajari penelitian ilmiah tentang memaafkan, dan berbagi pengalaman Anda sendiri tentang memaafkan, atau terilhami oleh orang lain. Memaafkan adalah sebuah keputusan dan sekaligus sebuah perubahan nyata dalam pengalaman emosi. Perubahan dalam emosi itu terkait erat dengan kesehatan raga dan jiwa yang lebih baik." Demikian papar www.forgiving. org

Hikmah Ilahiah

Nampaknya, ilmu pengetahuan modern semakin menegaskan pentingnya anjuran memaafkan sebagaimana diajarkan agama. Di dalam Al Qur'an, Hadits maupun teladan Nabi Muhammad SAW, memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang mendzalimi merupakan perintah yang sangat kuat dianjurkan. Salah satu ayat berkenaan dengan memaafkan berbunyi:

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang- orang zalim."
(QS. Asy Syuuraa, 42:40). Anda mau sehat? Belajarlah memaafkan mulai
hari ini. [cs/explore/ forgiving. org/www.hidayatullah. com

Jumat, 12 September 2008

Menunda Kesempatan!

sekedar refleksi diri....!
Ada seorang pengusaha muda yang pagi itu terburu-buru berangkat kantor karena ia bangun rada kesiangan. Sementara pagi itu ia ada meeting dengan rekan bisnis-nya. Karena terburu-buru, ia tidak sempat menikmati sarapan pagi buatan isterinya.
Ia lalu memutuskan untuk mampir ke sebuah toko untuk membeli roti sebagai ganti sarapan pagi. Pikirnya, "nanti roti ini dimakan di kantor saja".

Ketika ia sedang memilih roti yang hendak dibelinya, matanya tertarik
mengamati seorang anak kecil berusia kira-kira sepuluh tahun yang sedang memilih bunga di toko sebelah.
Anak kecil ini terlihat sedang tawar menawar harga bunga dengan pelayan toko tersebut.

"Mbak, harga bunga ini berapa?" tanyanya kepada pelayan toko. " Lima puluh ribu rupiah", jawab sang pelayan. Kemudian ia memilih bunga yang lain dan bertanya kembali,
"Kalau bunga yang ini berapa?".
"Ini lebih mahal lagi, seratus lima puluh ribu rupiah!" jawab sang pelayan. "Kalau yang ini berapa?" tanyanya sambil menunjukkan bunga yang lebih bagus lagi. "Ini harganya dua ratus lima puluh ribu, nak!" jawab sang pelayan. Anak ini terlihat bingung karena harga bunganya bertambah tinggi, sementara ia tidak menyadari bahwa bunga yang ia tunjuk itu bunga yang paling bagus. Dengan sedih ia bertanya, "Adakah bunga yang harganya lima ribu?" .

Anak ini ternyata hanya memiliki uang lima ribu rupiah walau keinginannya untuk mendapatkan bunga itu sangat besar. Belum sempat pelayan toko itu menjawab, pengusaha muda ini segera bertanya kepada sang anak, "Nak, kamu mau beli bunga buat siapa?"
Kemudian anak ini menjawab, "Saya mau beli bunga buat mama, karena hari ini mama ulang tahun!" Pengusaha muda ini tersentak, dalam hatinya ia berkata, "Wah... mati aku, aku lupa! Hari ini isteriku ulang tahun. Aku belum mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Kalau sampai aku lupa, ia bisa marah!"

Segera ia berkata kepada pelayan toko, "Mbak, saya beli bunga ini. Saya beli 2 ikat. Satunya buat anak ini. Tolong nanti antar bunga ini ke alamat rumah saya," katanya sambil memberikan kartu namanya. Kemudian pengusaha muda itu memberikan bunga tersebut kepada sang anak dan mengucapkan terima kasih sudah mengingatkannya bahwa hari ini ternyata isterinya juga berulang tahun. Anak itu kemudian pergi.

Pengusaha ini segera bergegas ke mobilnya dan melanjutkan perjalanan ke kantor. Ketika ia sedang mengendarai mobil, ia melewati anak kecil tadi sedang berjalan. Iapun berhenti dan bertanya apakah ia satu jurusan dengannya. Anak kecil itu mengiyakan dan kemudian masuk ke dalam mobilnya. Sampai di suatu tempat yang agak sepi anak ini minta turun. Pengusaha muda tersebut heran melihat anak kecil ini masuk melewati sebuah lorong kecil.
Karena penasaran, ia mengikuti sang anak dari belakang. Betapa terkejutnya ia ketika melihat anak kecil ini menaruh bunganya di sebuah gundukan tanah kuning yang masih basah.

Kemudian ia bertanya, " Nak, ini kuburan siapa? " Anak kecil itu kemudian menjawab, " Oom, hari ini mama ulang tahun. Tetapi sayang, mama baru saja meninggal dua hari yang lalu. Oleh sebab itu saya datang ke tempat ini untuk membawakan mama bunga dan mengucapkan selamat ulang tahun." Pengusaha muda begitu tersentak dengan perkataan anak ini.

"Apakah isteriku masih hidup saat ini? " tanyanya dalam hati. Segeralah ia berlari masuk ke mobil, mengendarainya dengan kecepatan tinggi dan menuju ke toko tadi. Dengan terengah-engah ia berkata kepada pelayan toko, "Mana bunga yang tadi saya beli? Bunganya tidak usah dikirim, biar saya saja yang langsung memberikannya ke tangan isteri saya. " Dengan cepat ia menyambar bunga tersebut dan menyetir pulang.Sampai di rumah, ia segera berlari mendapatkan isterinya. Allhamdullilah. !! Isteriku masih hidup! " Sambil memberikan bunga ia berkata, " Isteriku, selamat ulang tahun". Kemudian ia mencium dan memeluk isterinya kuat-kuat sambil mengucap syukur kepada Tuhan. Sambil menangis ia berkata, " Terima kasih, Tuhan.Engkau masih memberikan kesempatan kedua kepadaku. "

Banyak diantara kita terlalu sibuk dengan aktifitas sehari-hari. Aktifitas dan rutinitas ternyata sudah ' membunuh ' perhatian dan momen-momen penting yang harus dinikmati bersama orang-orang yang kita kasihi; orang tua, suami, isteri, anak-anak, dan saudara-saudara kita. Demi mengejar karier, uang dan jabatan bahkan pelayanan banyak orang melupakan keluarga.

Seorang businessman hanya berpikir bahwa memenuhi kebutuhan materi isteri dan anak-anak sudah membuatnya merasa menjadi ayah yang baik. Seorang pelayan Tuhan berpikir bahwa dengan sibuk dalam pelayanan dan dikenal di mana-mana sudah membuatnya merasa menjadi orang yang benar di dalam keluarganya.

Kita tidak sadar, kita sudah salah jika berpikir demikian. Hari ini, kalau kita masih diberi kesempatan untuk hidup semua hanyalah kasih karunia Tuhan. Oleh sebab itu, jangan tunggu sampai besok untuk menunjukkan kasih dan sayang kita kepada orang-orang disekitar kita, terutama orang-orang yang paling dekat dengan kita. Jangan tunggu mereka mati kita baru menyadarinya. Jangan tunggu sampai besok!
Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hari esok. Jika kita masih hidup pada hari ini berarti ini kesempatan kedua buat kita. Ambil kesempatan kedua yang Tuhan anugrahkan buat kita hari ini.
(Sumber: Unknown )

Dahaga itu akan segera terobati

Kita adalah musafir yang sedang berjalan menuju negeri akherat, itulah ibarat yang selalu di pakai untuk menggambarkan kita di dunia ini, jadi selangkah kaki ini melangkah maka waktu dan helaan nafas ini akan berkurang dan berkurang, dan tak mungkin dapat diulang kembali. Hari berganti bulan, bulanpun berganti tahun begitu seterus nya, apakah kita telah siapkan bekal menuju akherat di sela-sela waktu kita?

Maka siapa yang memberikan waktu-waktunya untuk kemanfaatan, dialah orang yang beruntung dan sebaliknya jika dia menyia-nyiakan waktunya, maka dia akan merugi Rosullulah pernah bersabda ada dua Nikmat yang manusia sering banyak tertipu dan rugi yaitu kesehatan dan waktu luang,

maka tak salah bila kita perlu memanfaatkan waktu-waktu kita agar tak sia-sia, terlebih saat ini kita akan menemui Ramadhan yang penuh Ampunan, tiga bulan lagi. Tiga bulan, bukanlah waktu yang lama untuk menunggu sang tamu mulia ini .

Kini tanpa terasa kita akan bertemu lagi dengan sang tamu agung, bulan dimana hamparan rahmat dan ampunan Allah dibuka lebar, kesempatan kita memenuhi hari-hari dengan ibadah dan mendekati rahmat Allah yang selalu tercurahkan.

Namun sayang , kebanyakan kita akan terkaget dan berkata ” wah ternyata besok kita sudah puasa”....... sudah seharusnya, hari-hari di bulan itu kita khususkan untuk mempererat ibadah kita kepada Allah,namun yang sering kita lakukan dibulan itu kita justru sibuk dengan belanja dan siap-siap untuk pulang kampung,, lalu kesempatan emas itupun berlalu tanpa makna.

Padahal para sahabat dan Rosullulah sangat rindu dan berharap andai bulan-bulannya seistimewa Ramadhan yang agung.

bagaimanakah sahabat dan Rosullulah Saw serta para Ulama Rindu dan mempersiapkan kedatangan Ramadhan?

Sebagaimana di sabdakan oleh Rosullulah SAW tentang bagaimana keaguangan Ramadhan Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan di muliakanNYa. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal –amalmu diterima dan doa-doa mu di ijabahi. Bermohonlah kepada Allah Rabb mu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbing mu untuk melakukan puasa dan membaca kitabNya

( HR Ibnu Khuzaimah)

Rosullulah melihat keaguangan dan keutamaannya, maka dia pun mengajarkan bagi kita sebuah doa agar deru nafas kita ini, Allah takdirkan untuk menyambut sang tamu agung.

Ya Allah berikanlah keberkahan kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah umur kami di bulan Ramadhan (HR Ahmad dan Thabrani).

Begitu rindunya Rosullulah SAW. Dan para sahabat maka sahabatpun menyiapkan jasad mereka, rohaniah mereka, dan materi mereka, untuk berebut amal di bulan yang agung.

Bahkan Aisyah menceritakan jika menjelang Ramadhan, maka Rosullulah menjadi lebih dermawan dan meningkatkan intensitas ibadahnya, seakan tak ada beda Ramadhan dan bulan –bulan menjelang Ramadhan

Laksana seteguk air yang melepas dahaga, maka sahabatpun tak melewatkan moment Ramadhan dengan sebuah kesia-sian mereka berlomba meraih rahmat Allah dengan memperbanyak baca Al Quran dan Qiyamullail serta meningkatkan intensitas ibadah mereka.

Tidak hanya sahabat para Ulamapun mengagungkan nya dengan ibadah dan sujud ketulusan. Diceritakan Imam Asyafi’i mampu menghatamkan Al Quran selama bulan Ramadhan sebanyak 60 kali dalam sebulan...sungguh luar biasa...maka ketika Ramadhan meninggalkan mereka kerinduan mereka seakan menyeruak dan mereka merintih takut jika mereka tak akan menemuai sang tamu agung di masanya yang akan datang.

Inilah sahabat Rosul mereka tak menitikkan setetes kesia-siaan dalam waktu di kehidupannya, dengarlah sebuah petuah dari sang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah tentang bagaimana kita seorang muslim memanfaatkan waktu-waktunya di helaan nafasnya:

” Tahun adalah batang pohon. Bulan-bulan adalah dahan-dahannya, dan hari-hari adalah ranting-rantingnya, jam-jam adalah daun-daun nya , dan nafas adalah buah-buah dari pepohonan itu, barang siapa nafas-nafasnya untuk kataatan maka buah nya adalah kebajikan dan kebaikan, Dan barang siapa yang nafas-nafasnya penuh dengan kemaksiatan maka buah nya akan pahit dan penuh kesesatan, semuanya akan kita panen nanti di hari pembalasan. (Sumber : Ryadhus Sholihin, Era Muslim. )





M. Farizi Agamsyah ( ZI )

OC Kaligis Associated Advocates

Legal & Consultans

Jl. Majapahit 18-20

Jakarta Pusat 10160

www.ocklaw.com

Baca dan Bergeraklah

Ayo Rame-rame Kita Tutup Blog Forum Murtadin Indonesia!! Sep 2, '08 12:41 AM
for everyone

Satu lagi blog yang sangat provokatif terhadap umat muslim Indonesia datang mengusik ketenangan ibadah kita di bulan suci Ramadhan ini.

Untuk itu saya mengajak teman-teman semua untuk melakukan flagging terhadap situs http://mantanmuslim .blogspot. com/ agar pihak pengelola blog, Blogger.com, menutup blog jahat tersebut. Kampanye ini bukan pelanggaran hukum terhadap kebebasan berekspresi, bukan pula pelanggaran terhadap kebebasan bicara, tapi justru blog tersebut yang secara nyata telah melanggar ketentuan Blogger.com yang salah satunya adalah tentang penyebaran kebencian terhadap agama.

Jadi, mari, gerakkan cursor Anda, untuk menuju halaman Report a Terms of Service Violation, kemudian lakukan langkah berikut ini:

Ayo…sebarkan kepada seluruh rekan-rekan Anda lewat Y!M, E-mail, Blog, Forum, dan seluruh media lainnya yang bisa Anda gunakan!

Semoga Alloh menjaga kita semua dari tipu daya musuh-musuh- Nya..

Satu lagi! ISLAM EXPOSE dengan alamat http://islamexpose. blogspot. com/ juga sarat dengan kebencian & penghinaan terhadap Islam! Harap situs Islam Expose juga di execute dengan langkah-langkah di atas.

lengkapnya, kunjungi situs :

http://moslemz. multiply. com/journal/ item/69

ADAP BEKOMUNIKASI

Dalam memanfaatkan teknologi yang ada sekarang ini, tentunya seorang muslim tetap merujuk pada tuntunan syariat Islam yang sempurna dan mulia. Salah satunya adalah dalam penggunaan media komunikasi seperti telepon rumah, handphone dan sebagainya. Dalam kesempatan ini kita mencoba menggali bagaimana adab seorang muslim dalam pemanfaatan media ini.

Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan anda hubungi sebelum anda menelpon agar anda tidak mengganggu orang yang sedang tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain. Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubungan via telepon, karena manusia mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja.

Jangan memperpanjang pembicaraan tanpa alasan, karena khawatir orang yang sedang dihubungi itu sedang mempunyai pekerjaan penting atau mempunyai janji dengan orang lain.

hendaknya wanita tidak memperindah suara di saat ber-bicara (via telpon) dan tidak berbicara melantur dengan laki-laki. Alloh


azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik”. (QS: Al-Ahzab: 32).


Maka hendaknya wanita berhati-hati, jangan berbicara diluar kebiasaan dan tidak melantur berbicara dengan lawan jenisnya via telepon, apa lagi memperpanjang pembicaraan, memperindah suara, memperlembut dan lain sebagainya.

Hendaknya penelpon memulai pembicaraannya dengan ucapan Assalamu`alaikum, karena dia adalah orang yang datang, maka dari itu ia harus memulai pembicaraannya dengan salam dan juga menutupnya dengan salam.

Tidak memakai telpon orang lain kecuali seizin pemilik-nya, dan itupun bila terpaksa.

Tidak merekam pembicaraan lawan bicara kecuali seizin darinya, apapun bentuk pembicaraannya. Karena hal tersebut merupakan tindakan pengkhianatan dan mengungkap rahasia orang lain, dan inilah tipu muslihat. Dan apabila rekaman itu kamu sebarluaskan maka itu berarti lebih fatal lagi dan merupakan penodaan terhadap amanah. Dan termasuk di dalam hal ini juga adalah merekam pembicaraan orang lain dan apa yang terjadi di antara mereka. Maka, ini haram hukumnya, tidak boleh dikerjakan!


Tidak menggunakan telepon untuk keperluan yang negatif, karena telepon pada hakikatnya adalah nikmat dari Alloh ‘Azza wa Jalla yang Dia berikan kepada kita untuk kita gunakan demi memenuhi keperluan kita. Maka tidak selayaknya jika kita menjadikannya sebagai bencana, menggunakannya untuk mencari-cari kejelekan dan kesalahan orang lain dan mencemari kehormatan mereka, dan menyeret kaum wanita ke jurang kenistaan. Ini haram hukumnya, dan pelakunya layak dihukum. Sumber ( Media Muslim )


M.Farizi Agamsyah ( Bang'ZI)

OC kaligis Associates & Advocates Legal Consultants

Jl. Majapahit 18-20 Jakarta Pusat 10160

www.ockaligis. com

Rabu, 27 Agustus 2008

Bang Dauzz

Ini die Bang DAUZZZ ........... dengan pasangannya yang sangat berbahagia


Kisah 'hampir' nyata

Alkisah ada seorang engineer bernama Prayitno,ST yg bekerja di pabrik manufaktur elektronik Jepang, ni orang baru aja lolos tes perusahaan
BUMN yg mengelola gas alam (jelas gede duitnya) dan mau resign, berikut ini perdebatannya dengan manajernya kita singkat aja ya,

manajer = M, dan prayitno = P

M = edan kowe yo prayitno, lagi S-2 dah mau resign, dimana morality kamu?

P = morality saya ikut berlari bersama morality perusahaan, yg nyuruh karyawannya lembur2 melebihi aturan pemerintah ampe sakit tapi tunjangan kesehatan gak full

M = sebenernya mau kmu apa? dimana-mana kerja itu sama. Saya udah menjalani 2 company sebelum ini

P = karena kerja dimana2 itu sama, makanya saya gak ragu resign pak, wong sama aja kok, cuma rewardnya yg beda tho.... ya saya pilih yg rewardnya lebih

M = kenapa kmu gak mencoba profesional disini aja, klo alasannya reward, kan nanti karir serta salary kamu juga bakal naik kalo kamu bertahan

P = kenapa saya harus nunggu, klo ada company yg nawarin itu skarang?

M = tapi sayang sekali, saya pandang kmu yg paling berpotensi diantara yg lain

P = bapak udah ngomong gitu ke semua engineer yg resign sebelum saya

M = tidak, ini serius, kmu memiliki potensi besar, disini kmu bisa sukses! daripada kmu memulai lagi dari bawah di company lain yg belum ketauan ntar disana kmu bakal sukses ato gak

P = disini juga sama aja saya blum tau bakal sukses apa gak, wong namanya masa depan kok. Sama2 gak ketauan, tapi yg satu awalannya lebih baik, ya pilih yg lebih baik dunk......

M = maksud kmu lebih baik itu apa? money? uang itu bukan segala2nya

P = klo emang begitu ngapain company costdown gaji saya, apa artinya uang segitu untuk mempertahankan eksistensi engineer

M = Kta kan tidak hanya mengejar uang. Klo orientasi kmu hanya uang, kmu hanya mengejar "live". No difference with kambing, Bekerja hanya untuk bertahan hidup, Kmu itu engineer!!!! harus berorientasi pada yg lebih mulia, bekerja untuk berkarya, untuk mengembangkan diri

P = saya pengennya seperti itu, makanya saya resign. Gimana saya mau lepas dari orientasi "live" klo tiap bulan saya harus pusing mikir bayaran kos, pulsa, makan, ngirim ortu, nabung buat merit. Naaaa skarang ada company yg nawarin itu, salary yg membuat saya tenang, tak berpikir lagi tentang "live exixtency". So, boleh dunk saya ambil untuk menaikkan derajat pekerjaan saya

M = prayitno.... klo kmu ngejar yg lebih baik, gak akan abis2.... selalu ada yg lebih baik. saya sudah mengalaminya di 2 company terdahulu

P = emang gak bakal abis pak.... karena itu, ngapain saya abisin disini? mending saya terus2an dapet yg lebih baik ampe brenti karena cape. lagian Bapak juga nyatanya bisa brenti kan?

M = inilah yg membuat bangsa kta gak maju2. Oportunis. Orang jepang maju karena loyal

P = loyalitas tu kata2 pembenaran buat ngegaji orang dibawah level pendidikannya pak. Betul jepang itu maju. Tapi lihatlah, terjadi ketimpangan karir antara lelaki dan wanita. karena lelakinya gila kerja semua, mereka jarang menemui anaknya, akibatnya istri2 mereka harus mengimbanginya, ngalah keluar dari kerja buat nambal waktu bapak yg hilang untuk anak2nya karena bokapnya lebih cinta kerja daripada mereka. Tanya deh cewek jepang, lelaki jepang tu paling gak romantis. Ce bawa tas berat aja dicuekin

M = tapi dimana responsibility kmu?

P = responsibility tu apa pak? perasaan dulu saya pernah punya, pas awal2 masuk disini, tapi kata2 itulah yg dijadikan pembenaran untuk menindas saya. Atas nama responsibility, tsaya mengorbankan kesehatan untuk ketepatan schedule launching produk yg jelas2 merupakan percepatan uang masuk ke kantong pemilik saham.
Betul, manusia harus punya responsibility. Apa responsibility paling utama? keluarga. Anak dan istri adalah amanah dari Yg Diatas.

M = kamu kurang bersyukur, masih banyak orang yg susah dapet kerjaan

P = saya dah diterima Pak, itu rejeki dari Yg Diatas, Klo gak saya ambil, itu yg namanya gak bersyukur. Yg Diatas itu tau kebutuhan kta. Makanya Dia memberi saya kerjaan baru, mungkin karena kebutuhan saya meningkat. Selain itu, Yg Diatas juga memberi pekerjaan pada satu orang pengangguran yg akan menggantikan posisi saya disini setelah resign
M = EDAN KOWE PRAYITNOOOOO! !!!! kalo gitu aku ikut kamu resign......

Template by:
Free Blog Templates